Minggu, 04 Oktober 2015

PERTUMBUHAN REMAJA, MASA PUBERTAS DAN KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI






PERTUMBUHAN REMAJA, MASA PUBERTAS DAN KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Periode atau masa yang kita kenal sebagai masa remaja dipengaruhi oleh faktor biologis dan budaya. Pengaruh faktor biologis akan terlihat pada akhir masa kanak-kanak dan masa pubertas awal diawali dengan kematangan organ seksual. Pengaruh faktor budaya akan terlihat pada akhir masa remaja sementara masa dewasa diawali dengan adanya ketergantungan emosional dan finansial dari keluarganya. Pada masyarakat di Amerika Utara sekarang, periode masa remaja lebih lama dibandingkan dengan 50–100 tahun yang lalu.
Trend yang berkembang mengenai kematangan biologis selama lebih dari 100 tahun yang lalu manunjukkan berkurangnya rata-rata usia pubertas. Masa remaja yang biasanya di alami anak pada usia 13–18 tahun, namun sekarang kematangan seksual akan berlangsung pada anak yang berusia 8 tahun, lebih awal dari usia remaja pada umumnya.
Perubahan yang sangat besar akan muncul selama masa remaja. Pertumbuhan fisik yang menonjol pada remaja, masa pubertas awal dan kematangan seksual merupakan bentuk-bentuk perubahan biologis utama pada masa remaja. Masing-masing bagian perkembangan ini akan dijelaskan  pada pembahasan di bawah ini.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam makalah ini adalah “Apa yang menjadi karakteristik pertumbuhan remaja, masa pubertas dan kematangan organ reproduksi?

C.      Tujuan
            Pembahasan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang:
1.      Kurva normal dan pergeseran titik pada kurva serta grafik kecepatan pertumbuhan pada manusia.
2.      Keragaman kematangan biologis berdasarkan penggolongan jenis kelamin.
3.      Karakteristik pertumbuhan pada remaja.
4.      Faktor-faktor yang berkaitan dengan pubertas awal.
5.      Faktor-faktor hormonal yang berkaitan dengan perkembangan pubertas awal.
6.      Perbedaaan antara ‘masa pubertas’ dan ‘kematangan organ reproduksi’
7.      Grafik pemetaan urutan proses kematangan organ reproduksi
8.      Konsep sterilitas reproduksi remaja
9.      Tahapan-tahapan kematangan organ seksual digunakan sebagai teknik penilaian kematangan



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pertumbuhan Anak Remaja
Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan pada tinggi dan berat. Masa awal, keberlangsungan dan intensitas pertumbuhan fisik yang menonjol pada remaja ini secara genetik didasarkan pada individu itu sendiri. Unsur genotip pada seseorang merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan. Sementara unsur fenotip pada tiap individu (meliputi kondisi lingkungan) juga memiliki pengaruh besar pada pencapaian pertumbuhan pada remaja.
Genotip pada seorang remaja memegang peranan penting dalam menentukan ukuran tubuh, kematangan rangka tubuh, serta kematangan organ seksual. Pertambahan tinggi, panjang lengan, dan kaki ditentukan oleh faktor-faktor genetik. Sama halnya dengan proses pembentukan tulang, masa pubertas awal dan proses penyebaran lemak ke seluruh bagian tubuh, merupakan pengaruh dari genotip. Sebaliknya, lingkungan akan mempengaruhi seberapa dekat seseorang dengan faktor genetiknya.

1.        Tinggi
Karena adanya interaksi antara genotip dengan faktor lingkungan, maka keragaman dalam proses pertumbuhan muncul dalam diri individu-individu selama masa remajanya. Tetapi, periode percepatan pertumbuhan berlangsung pada akhir masa kanak-kanak, periode ini dikenal dengan berbagai macam istilah yaitu pertumbuhan fisik yang menonjol pada remaja, periode percepatan pertumbuhan pada masa remaja awal, dan periode seputar masa remaja. Istilah periode “tumbuh seperti tumbuhan” dimulai dengan faktor kematangan organ seksual. Oleh karena itu, untuk memenuhi tujuan pembahasan ini, maka kita akan merujuk pada pertumbuhan fisik yang menonjol pada remaja.
Pertumbuhan yang menonjol pada remaja (periode seputar masa pubertas) merupakan sebuah periode yang berlangsung sekitar 4,5 tahun. Rata-rata, anak laki-laki mulai mengalami pertumbuhannya pada usia sekitar 11 tahun, mencapai puncak kecepatan pertambahan tinggi pada usia 13 tahun, dan kecepatan pertambahan tinggi ini akan menurun ketika memasuki usia 15 tahun. Puncak kecepatan pertambahan tinggi merujuk pada rata-rata maksimum pertumbuhan tinggi per tahun selama pertumbuhan fisik masa remaja. Perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cukup menonjol 2 tahun lebih awal dari laki-laki yaitu pada usia 9 tahun, mencapai kecepatan pertambahan tinggi pada usia 11 tahun dan kecepatan ini akan menurun pada usia 13 tahun (Malina dan Bouchard, 1991). Pertumbuhan ini akan tetap berlanjut hingga akhir masa pertumbuhan remaja tetapi sebagian besar pertumbuhan ini berlangsung dengan lambat. Laki-laki cenderung mencapai tinggi maksimumnya pada usia sekitar 18 tahun. Sedangkan perempuan mencapai tinggi maksimumnya pada usia 16 tahun (Malina dan Bouchard). Usia-usia yang disebutkan di atas hanyalah merupakan perkiraan pencapaian tinggi maksimum. Ada variasi dari masing-masing individu dalam mencapai tinggi maksimumnya, dan sebagian besar studi mengenai pertumbuhan terhenti ketika partisipan dalam penelitian ini meninggalkan usia sekolah menengahnya. Pertambahan tinggi pada laki-laki dan perempuan akan terus berlanjut dengan kecepatan sedang beberapa tahun setelah mereka melewati usia sekolah menengah.
Pertumbuhan fisik yang menonjol pada masing-masing individu sangat bervariasi. Sementara beberapa remaja telah mengalami proses pertumbuhan sempurna, remaja lainnya baru memulai proses pertumbuhannya. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa pertumbuhan itu dipengaruhi oleh faktor pertambahan usia tetapi tidak bergantung pada usia. Kita sebaiknya tidak perlu bergantung pada usia ketika ingin memilih tim olahraga remaja. Untuk memilih tim olahraga yang berkompeten seharusnya didasarkan pada standar lain selain usia. Karena belum tentu anak yang berusia lebih tua memiliki kemampuan yang sangat baik daripada anak yang masih berusia lebih muda.
Gambar 15.1 menunjukkan pola pertumbuhan dua individu dengan bentuk garis membujur (anak-anak Gallahue yaitu David Lee dan Jennifer). Ukuran tinggi, berat dan lingkar pinggang per tahun diambil dari usia kanak-kanak hingga usia remaja. Meskipun kurva ini tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai proses pertumbuhan dua individu ini, gambar 15.1 ini menunjukkan jarak masing-masing titik tinggi yang dicapai pada dua individu ini. Melalui kurva ini bisa dilihat bahwa pada usia yang sama yaitu 9 tahun, Jennifer lebih tinggi dari saudaranya David Lee. Tetapi begitu keduanya menginjak usia 10 tahun, David Lee melebihi 4 inci lebih tinggi dari Jennifer (10.2 cm). Melalui kurva ini, kita juga bisa melihat bahwa pada usia sekitar 9 dan 11 tahun, pertambahan tinggi David Lee mencapai 10 inci (25.4 cm), sementara saudaranya, Jennifer hanya bertambah sekitar 3 inci (7.6 cm) dalam usia yang sama. Pertumbuhan usia remaja Jennifer mencapai kecepatan tertinggi ketika ia berusia antara 11 dan 12 tahun yaitu 3 inci (7.6 cm), dan kecepatan pertumbuhan ini akan berkurang ketika ia akan mengalami menstruasi dan akan stabil pada usia 16 tahun. Sama halnya dengan Jennifer, kurva kecepatan pertambahan tinggi David Lee akan mengalami penurunan meskipun tiap tahunnya ia masih tetap bisa bertambah tinggi hingga ia berusia 19 tahun.
Proses-proses yang terjadi selama perkembangan masa remaja saling bergantung sama lain. Untuk laki-laki, sebagian besar pertumbuhannya bersamaan dengan munculnya rambut ketiak dan rambut kelamin. Untuk perempuan, puncak pertumbuhan pada masa remajanya adalah ketika ia mengalami menstruasi. Perempuan yang mengalami pertumbuhan lebih awal cenderung mengalami menstruasi lebih awal pula dari perempuan lainnya (Tanner, 1989).
Pencapaian tinggi maksimum usia dewasa cenderung lebih menarik daripada remaja. Ada sejumlah rumusan prediksi tinggi yang akan dicapai ketika remaja akan memasuki usia dewasanya. Kita dapat mengetahui berapa tinggi yang akan dicapai nanti oleh remaja ketika ia memasuki usia dewasanya, berdasarkan data tinggi yang diperoleh pada masa remajanya.
Tabel 15.1 merupakan bagan persentil ekuivalen untuk tinggi dalam satuan inci/sentimeter pada anak perempuan dan anak laki-laki yang berusia 12 sampai 17 tahun. Bagan ini dapat digunakan untuk memprediksi tinggi yang akan dicapai nanti ketika dewasa dan juga dapat digunakan untuk menentukan persentil ekuivalen dari individu jika dibandingkan dengan anak remaja dari Amerika Serikat. Misalnya, laki-laki pada persentil 24 pada usia 12 tahun (57.8 inci/146.8 cm) akan tetap dalam persentil yang sama dan dapat mencapai tinggi sekitar 67 inci (170 cm) pada usia 17 tahun. Hal ini tentunya membuat anak laki-laki tersebut terlihat 2 inci (5 cm) lebih pendek dari rata-rata usia remaja laki-laki 17 tahun di Amerika Utara yang bisa mencapai 69.2 inci/175.8 cm dan sekitar 3 inci (7.6 cm) lebih tinggi dari rata-rata usia remaja perempuan di Amerika Utara yaitu 64.3 inci/163.3 cm. Pengaruh faktor genetik pada pencapaian tinggi sangat besar, tetapi mungkin akan sedikit berubah jika individu mengatur pola makan atau memiliki gaya hidup yang berbeda sehingga akan sedikit bervariasi prediksi pertumbuhan yang akan terjadi pada individu tersebut. Gambar 10.1 dan 10.3 pada hal. 166 dan 168 menggambarkan nilai rata-rata tinggi laki-laki dan perempuan dari usia 2 sampai 20 tahun yang didasarkan pada data statistik Pusat Kesehatan Nasional pada tahun 2000.

Tabel 15.1
Tinggi Remaja dari Usia 12 – 17 Tahun dalam Satuan Inci/Sentimeter Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Jenis Kelamin dan Usia
Nilai Rata-Rata
Persentil


5
10
25
50
75
90
95
Laki-Laki
12 tahun
13 tahun
14 tahun
15 tahun
16 tahun
17 tahun

60.0/152.4
62.9/159.8
65.6/166.6
67.5/171.5
68.6/174.2
69.1/175.5

54.6/138.7
57.2/145.3
59.9/152.1
62.4/158.5
64.1/162.8
64.1/162.8

55.7/141.5
58.3/148.1
60.9/154.7
63.7/161.8
65.2/165.6
65.7/166.9

57.8/146.8
60.4/153.4
63.2/160.5
65.7/166.9
67.0/170.2
67.2/170.7

60.0/152.4
62.8/159.5
66.1/167.9
67.8/172.2
68.7/174.5
69.2/175.8

61.9/157.2
65.4/166.1
68.1/173.0
69.3/176.0
70.4/178.8
70.9/180.1

64.0/162.6
68.0/172.7
69.8/177.3
71.0/180.3
72.1/183.4
72.6/184.4

65.2/165.6
68.7/174.5
70.7/179.6
72.1/183.1
73.1/185.7
73.7/187.2
Perempuan
12 tahun
13 tahun
14 tahun
15 tahun
16 tahun
   17 tahun

61.1/155.2
62.5/158.8
63.5/161.3
63.9/162.3
64.0/162.6
64.1/162.8

55.8/141.7
57.8/146.8
59.6/151.4
59.6/151.4
59.7/151.6
60.0/152.4

57.4/145.8
58.9/149.6
60.5/153.7
60.3/153.2
60.7/154.2
60.9/154.7

59.5/151.1
60.7/154.2
61.9/157.2
62.0/157.5
62.4/158.5
62.3/158.2

61.2/155.4
62.6/159.0
63.5/161.3
63.9/162.3
64.2/163.1
64.3/163.3

63.0/160.0
64.4/163.6
65.2/165.6
65.8/167.1
65.6/166.6
65.9/167.4

64.6/164.1
66.0/167.6
66.7/169.4
67.2/170.7
67.2/170.7
67.4/171.2

65.9/167.4
66.9/169.9
67.4/171.2
68.1/173.0
68.1/173.0
68.1/173.0
Sumber: data Tinggi dan Berat Remaja berusia 12-17 Tahun dalam Data Statistik Kesehatan dan Vital, 11, nomor 124, Pelayanan Kesehatan Publik Amerika Serikat

Steroid yang digunakan oleh remaja selama masa pertumbuhannya mungkin memiliki pengaruh kuat pada pencapaian tinggi. Steroid yang digunakan oleh anak-anak yang belum memasuki pubertas dapat menyebabkan epiphyses pada tulang panjang ketika akan bergabung/menjadi padat. Beberapa produk yang mengandung steroid lainnya telah ditetapkan dalam resep obat oleh para dokter untuk merangsang pertumbuhan pada laki-laki yang memiliki tinggi yang cukup pendek. Hambatan dalam pertumbuhan  dapat dilihat pada anak-anak yang menderita penyakit asma yang disebabkan karena konsumsi obat yang mengandung corticosteroid. Penelitian lanjutan sangat penting untuk dilakukan untuk menentukan pengaruh jangka panjang dari penggunaan steroid pada tinggi remaja. Dosis dan jenis steroid yang digunakan harus diteliti lebih lanjut sebelum memberikan simpulan yang jelas.

2.        Berat
Perubahan berat pada remaja sangat besar. Untuk perempuan dan laki-laki, pertambahan berat cenderung berada pada garis yang sama (jika dilihat dalam kurva) seperti halnya pada pertambahan tinggi. Anak laki-laki cenderung mencapai puncak kecepatan pertambahan berat tertinggi daripada anak perempuan. Jika dilihat pada kurva, puncak pertambahan berat terlihat berdekatan dengan puncak pertambahan tinggi pada anak laki-laki (Malina dan Bouchard, 1991). Pertambahan berat pada remaja pada umumnya dipengaruhi oleh pertambahan tinggi dan ukuran otot. Massa lemak cenderung bersifat stabil. Pada remaja perempuan, pertambahan tinggi sangat dipengaruhi oleh massa lemak dan ukuran tinggi, dan sedikitnya dipengaruhi oleh ukuran otot. Kematangan rangka tubuh, yang meningkat baik dalam jaringan otot dan lemak serta pertumbuhan organ tubuh, juga memberikan pengaruh pada pertambahan berat baik pada remaja perempuan dan laki-laki.
Kita sebaiknya tidak terlalu banyak bergantung dan percaya pada kurva pertambahan berat anak remaja karena berat menunjukkan sebuah kombinasi antara proses-proses yang berlangsung selama masa pertumbuhan dan hasilnya informasi nilai sangat terbatas. Misalnya, kegagalan dalam menambah berat badan dan kehilangan berat mungkin merupakan akibat dari keseringan anak remaja melakukan diet dan latihan-latihan fisik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius. Pertambahan berat pada remaja akan dipengaruhi oleh diet, latihan-latihan fisik, dan juga gaya hidup mereka seperti halnya pengaruh dari faktor keturunan. Sekitar 11 persen remaja di Amerika Serikat (12–17 tahun) dilaporkan mengalami kelebihan berat badan, yang meningkat dari persentase sebelumnya pada tahun 1960-an dan 1970-an yaitu sekitar 5% (Kipke, 1999).
Pada usia 10 tahun, anak laki-laki mencapai sekitar 55% berat ideal mereka sementara anak perempuan sekitar 60% (Data Statistik Pusat Kesehatan Nasional pada tahun 2000). Sebelum memasuki usia 10 tahun, berat rata-rata laki-laki dan perempuan hampir sama, dimana laki-laki hanya sedikit lebih berat. Tetapi, selama pertumbuhan masa remaja anak perempuan biasanya memiliki berat yang lebih daripada laki-laki sebayanya dan biasanya akan bertambah hingga memasuki usia 14 tahun dan kemudian mulai berangsur-angsur terhenti pertambahan beratnya. Sementara anak laki-laki akan tetap mengalami pertambahan berat badannya hingga memasuki usia sekitar 22 tahun.
Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat adanya perubahan kesehatan pada remaja, faktor sosial-ekonomi, faktor genetik dan perubahan pola aktivitas yang dilakukan oleh remaja tersebut. Dalam hal ini, berat merupakan faktor penting bagi remaja. Biasanya anak remaja memiliki obsesi yang sangat besar untuk memiliki berat yang ideal. Untuk itu, kita harus hati-hati dalam membantu anak remaja untuk memahami perubahan dalam tubuh mereka dan tidak melampaui batas yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan dengan cara mengontrol pertambahan berat dengan baik.

3.        Jantung dan Paru-Paru
Perubahan besar yang terjadi pada berat dan tinggi pada remaja dapat diamati dengan mudah selama masa remaja, namun bagaimana dengan bagian tubuh lainnya yang tidak terlihat tetapi sama pentingnya? Perkembangan pada jantung dan paru-paru merupakan proses yang dramatik dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kapasitas remaja pada umumnya.
Ukuran jantung meningkat sekitar ½ dari ukuran awal dan beratnya bertambah hampir dua kali lipat selama masa remaja (Malina dan Bouchard, 1991). Anak perempuan cenderung memiliki ukuran jantung yang lebih kecil daripada anak laki-laki pada masa kanak-kanak, namun kemudian mereka mengalami pertambahan ukuran jantung lebih awal dari laki-laki. Meskipun kecepatan detak jantung dikaitkan dengan ukuran tubuh secara keseluruhan, namun kita dapat melihat adanya penurunan kecepatan detak jantung sepanjang proses pertumbuhan. Pada usia 10 tahun, kecepatan detak jantung pada laki-laki sekitar 30-50 kali denyutan per menit, lebih lambat dari perempuan. Pada akhir usia remaja, denyutan jantung pada anak laki-laki akan mencapai 57-60 denyutan per menit sementara anak perempuan sekitar 62-63 denyutan per menit (Malina dan Bouchard). Tekanan darah systolic (kontraksi jantung normal ketika darah dipompa dari jantung ke pembuluh nadi) meningkat secara stabil sepanjang masa remaja dan bertambah dengan cepat selama pubertas sebelum akhirnya kecepatan tersebut berkurang pada akhir masa remaja (Katchadourian, 1977).
Pertumbuhan paru-paru berada pada level yang sama dengan jantung selama masa remaja. Tetapi ukuran paru-paru dan kapasitas respiratornya meningkat dengan cepat setelah periode pertumbuhan gradual pada masa kanak-kanak. Proses respirasi paru-paru menurun sepanjang masa kanak-kanak dan pubertas pada anak laki-laki dan perempuan. Tetapi, kapasitas vital (jumlah udara yang dihirup ketika bernafas) meningkat dengan cepat pada anak laki-laki pada usia 12 tahun, meskipun pada dasarnya proses yang terjadi pada anak laki-laki dan perempuan hampir sama sebelum mereka memasuki masa pubertas (Katchadourian, 1977).

B.       Pubertas
Pubertas awal biasanya disebut sebagai pubescence (datangnya masa pubertas). Pubescence adalah periode awal masa remaja. Selama masa pubescence, ciri-ciri fisik yang menandai jenis kelamin akan mulai tampak, misalnya kematangan organ-organ seksual, perubahan dalam sistem hormon endokrin dan selanjutnya pertumbuhan besar akan terjadi pada remaja. Anak remaja perempuan dianggap mengalami penundaan pubertas ketika pertumbuhan payudara belum dimulai pada usia 13.3 tahun (Sperling, 1996). Setelah dilakukan pengujian secara medis, ternyata menunjukkan hanya sekitar 1% anak perempuan menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum usia 8 tahun (Kaplowitz dan Oberfield, 1999). Penelitian terakhir yang dilakukan telah menimbulkan spekulasi bahwa pubertas awal akan terjadi lebih awal pada anak perempuan. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh Herman-Giddens dan teman-temannya (1997) pada 17.000 anak perempuan (tidak dipilih dengan acak), menunjukkan bahwa:
Perlu adanya kehati-hatian dalam menyimpulkan bahwa usia pubertas normal lebih awal terjadi pada anak perempuan sekarang daripada anak-anak perempuan pada masa lalu, terutama karena kecepatan matangnya organ-organ seksual yang menyebabkan menstruasi tidak berubah sejak tahun 1960 di Amerika Serikat.
Pubertas yang paling menonjol pada anak perempuan ditandai oleh adanya menstruasi. Rata-rata, anak perempuan di Amerika Serikat mengalami menstruasi masing-masing pada usia 12.1 pada anak kulit hitam dan usia 12.9 pada anak kulit putih (Brown dkk, 1998). Alasan mengapa ada perbedaan pada anak perempuan kulit hitam dan kulit putih saat ini belum diketahui. Anak perempuan kulit hitam mulai mengalami pertumbuhan pada masa pubertasnya (misalnya, tumbuhnya payudara dan rambut kemaluan) hampir 15 bulan lebih awal daripada teman perempuan kulit putih sebayanya. Perkembangan sel telur yang mengikuti proses menstruasi paling lama berlangsung sekitar 2 tahun; untuk itu dapat dikatakan bahwa pubertas pada anak perempuan belum dapat dikatakan sempurna jika kematangan organ seksual belum berkembang dengan baik.
Kemungkinan tertundanya menstruasi pada anak perempuan telah menjadi topik pembicaraan yang paling sering diperdebatkan. Masalah ini telah diamati sebelumnya bahwa ketika intensitas latihan fisik meningkat, maka usia anak yang memasuki masa menstruasi juga bertambah dan berdasarkan hasil penemuan bahwa masa menstruasi ini di alami oleh sebagian besar anak perempuan dari golongan kelas atas (Stager, Robertshaw, dan Miescher, 1984). Pendapat ini didukung oleh data masa lampau yang membandingkan usia menstruasi pada atlet dan yang bukan atlet. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata usia menstruasi pada atlet lebih lambat dari usia menstruasi yang bukan atlet (Malina, 1994).
Malina (1994) memberikan beberapa penjelasan mengenai kemungkinan lambatnya menstruasi pada atlet yang menjadi sampel pengamatannya. Ia mengatakan bahwa anak yang lambat memasuki masa pubertas cenderung lebih tinggi dan kurus daripada anak yang mengalami pubertas lebih awal, dan bentuk tubuh seperti ini yang biasanya lebih banyak dipilih untuk mengikuti kompetisi olahraga. Postur tubuh yang kurus dianggap sebagai ukuran yang ideal sehingga gerakan olahraga dapat dilakukan dengan baik dan dapat mencapai kualitas performansi yang baik. Diet yang dilakukan untuk mengurangi berat badan bisa menjadi penghambat datangnya menstruasi pada anak perempuan. Selain itu, ada juga beberapa faktor yang menyebabkan lambatnya seseorang mengalami menstruasi. Faktor-faktor ini meliputi faktor sosialisasi, tekanan psikologis dan emosional, latar belakang keluarga, bahkan jumlah saudara dalam keluarga seseorang (Malina dkk, 1997).
 Para partisipan dalam penelitian harus mampu mengingat kapan mereka mengalami menstruasi pertama kali. Beberapa orang mungkin masih mengingat dengan jelas kapan pertama kalinya mereka mengalami menstruasi. Tetapi sebagian terlihat sangat ragu-ragu ketika mengingat peristiwa ini. Malina menyatakan bahwa pada hasil investigasinya, tidak semua atlet perempuan mengalami keterlambatan dalam menstruasi.
Pubertas yang paling menonjol pada anak laki-laki sedikit berbeda dari anak perempuan. Salah satunya adalah dengan adanya ejakulasi pertama (keluarnya air mani) yang dirasakan oleh anak laki-laki. Namun sama halnya dengan proses menstruasi pada perempuan, ejakulasi ini tidak sepenuhnya menandai kematangan organ reproduksi. Kematangan organ reproduksi dapat dilihat jika laki-laki memproduksi sel sperma hidup. Sel sperma ini biasanya muncul pada anak laki-laki yang berusia 13 dan 16 tahun.

1.        Urutan Periode Pubertas
Selama masa bayi dan kanak-kanak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan tumbuh dan berkembang dengan tingkat yang sama. Mereka hanya memiliki sedikit perbedaan pada tinggi, berat, dan ukuran jantung serta paru-paru, namun komposisi tubuhnya pada dasarnya sama. Pada usia 10 tahun, anak-anak mencapai sekitar 80% tinggi maksimumnya dan lebih dari 80% mencapai berat maksimumnya. Namun ketika anak-anak melewati usia 10 tahunnya, maka akan terjadi perubahan tidak hanya pada ukuran tubuh tetapi juga pada kematangan organ seksualnya. Pubertas awal menandai transisi atau perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Sebenarnya, kapan proses ini dimulai dan faktor apakah yang menjadi awal dari proses ini masih kurang jelas. Kita tahu bahwa waktu terjadinya proses pertumbuhan pada setiap individu sangat bervariasi dan bisa dimulai lebih awal pada usia 8 tahun pada anak perempuan dan 9 tahun pada anak laki-laki, dan paling lambat masing-masing pada usia 13 dan 15 (Kipke, 1999).
Jika dilihat dari urutannya, pertumbuhan pada remaja laki-laki didahului dengan pertumbuhan testis dan bersamaan dengan membesarnya ukuran penis. Pertumbuhan ini diikuti dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan. Rambut pada ketiak kemudian berangsur-angsur tumbuh, seiring dengan berubahnya suara. Kematangan sperma dan organ-organ seksual selanjutnya berkembang dan diikuti dengan munculnya rambut-rambut halus pada wajah dan bagian tubuh lainnya.
Urutan pertumbuhan pada anak perempuan juga dapat diperkirakan. Puting susu yang mulai menonjol mengawali proses membesarnya ukuran payudara. Proses menonjolnya puting susu pada payudara berjalan seiring dengan tumbuhnya rambut kemaluan dan diikuti oleh pertumbuhan kelamin. Kemudian, rambut pada ketiak akan tumbuh dan akan mengalami menstruasi yang kemudian diikuti dengan perkembangan sel telur. Urutan perkembangan pubertas pada anak laki-laki dan perempuan dapat kita lihat pada tabel 15.2 berikut ini.
Tabel 15.2
Urutan Proses yang Menandai Pubertas
Laki-Laki
Perempuan
Usia
·    Pertumbuhan testis


·    Pertumbuhan fisik yang menonjol
·    Menonjolnya puting susu

9-10

10-11

·    Pertumbuhan fisik yang menonjol
·    Tumbuhnya rambut pada kemaluan
·    Membesarnya payudara

·    Tumbuhnya rambut pada kemaluan
·    Puncak pertumbuhan
·    Tumbuhnya rambut ketiak
·    Menstruasi
11-12



12-13
·    Pertumbuhan penis dan testis
·    Puncak pertumbuhan
·    Tumbuhnya rambut ketiak
·    Perubahan suara
·    Produksi sperma yang telah matang (akhir masa pubertas)
·    Produksi sel telur matang (akhir masa pubertas)
·    Jerawat
·    Perubahan suara
·    Tumbuhnya rambut pada kemaluan serta semakin membesarnya payudara


13-14


14-15

15-16
·    Tumbuhnya rambut pada wajah
·    Tumbuhnya rambut pada tubuh
·    Pertumbuhan rambut pubis
·    Terhentinya pertumbuhan rangka tubuh
·    Terhentinya pertumbuhan rangka tubuh
16-17




18-19


2.        Pengaruh Faktor Hormonal
Pubertas awal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi faktor genetik memegang peranan yang paling dominan dari semua faktor ini. Misalnya, anak remaja perempuan China cenderung mengalami menstruasi lebih awal daripada anak remaja perempuan asli Eropa (Huen dkk, 1997), dan remaja perempuan kulit hitam lebih dulu mengalami menstruasi daripada remaja perempuan kulit putih (Brown dkk, 1998). Proses-proses yang terjadi selama pubertas sangat erat kaitannya antara dua anak kembar yang hampir sama daripada dua anak kembar yang tidak sama (Tanner, 1989). Faktor-faktor dalam lingkungan juga memiliki pengaruh yang sangat besar selama pubertas.
Sistem endokrin memegang peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan proses kematangan. Malina (1986) mengatakan bahwa “sekresi endokrin sangat kuat dipengaruhi oleh mekanisme genetik. Susunan urat syaraf juga terlibat dalam mengatur proses atau sistem endokrin” (hal.24). Ada sebuah hubungan yang sangat erat dan kompleks antara sistem endokrin, susunan urat syaraf dan gonad (kelenjar-kelenjar seks) yang mempengaruhi menstruasi.
Kelenjar lendir, yang terletak di bawah otak, juga memiliki pengaruh yang sangat penting. Ketika hypothalamus (bagian otak dalam sistem syaraf pusat) telah matang, ia akan menyembunyikan hormon yang berfungsi merangsang kelenjar lendir untuk memulai proses keluarnya hormon Gonadotropik (GnRH). Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar lendir memiliki pengaruh dalam merangsang kelenjar endokrin lainnya yang berfungsi dalam pertumbuhan dan hormon seksual. Keluarnya hormon seksual mengawali atau memulai kematangan gonad (kelenjar-kelenjar seks). Hormon estrogen (hormon pada perempuan) membuat proses-proses selama masa pubertas menjadi jelas. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas awal dan keberlangsungannya meliputi:
1.      Pengaruh biologis dan genetik
2.      Stres atau tekanan
3.      Gizi
4.      Diet
5.      Latihan fisik
6.      Lemak dalam tubuh
7.      Sakit yang parah
8.      Status sosial-ekonomi
9.      Racun bakteri dalam lingkungan

C.      Kematangan Reproduksi
Pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja awal dan pubertas awal menandai proses transisi dari masa kanak-kanak ke tahap kematangan organ reproduksi. Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (Gonad) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh lebih jauh lagi, bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan bagian pertama remaja akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Proses transisi dari masa kanak menuju proses kematangan organ reproduksi mengikuti pola pertumbuhan yang dapat diprediksi pada laki-laki dan perempuan.
Pada bagian selanjutnya kita akan merujuk pada hasil kajian yang dilakukan oleh J.M Tanner. Selama lebih dari 40 tahun, tahapan yang dijelakan oleh Tanner tetap digunakan sebagai standar untuk menggolongkan aspek kematangan seksual.

1.        Perempuan
Pertumbuhan payudara menandai proses awal kematangan seksual. Perkembangan payudara mulai terlihat pada usia 11 tahun dan proses ini akan sempurna pada usia sekitar 15 tahun, meskipun proses ini bisa berlangsung pada anak perempuan yang berusia 8 tahun dan berakhir hingga anak perempuan ini akan memasuki usia 18 tahun (Katchadourian, 1977; Sperling, 1996). Perkembangan payudara telah dijelaskan oleh Tanner dan secara garis besarnya telah dituangkan dalam tabel 15.3 sepanjang pertumbuhan rambut pada kelamin anak perempuan.
Tabel 15.3
Tahapan Perkembangan Payudara dan Tumbuhnya Rambut Kelamin
Perkembangan Payudara
Pertumbuhan Rambut Kelamin
Tahapan
Periode sebelum pubertas—bentuk tubuh seperti anak kecil
Periode sebelum pubertas—belum ada rambut pada kelamin
Puting susu semakin menonjol
Rambut kelamin pada awalnya tumbuh pada bibir vagina.
Payudara semakin membesar
Bertambahnya rambut pada kelamin dan adanya pigmentasi, kasar dan berbentuk keriting.
Areola dan puting susu membentuk garis batas pada payudara
Rambut kelamin pada orang dewasa
Bentuk payudara perempuan dewasa
Rambut kelamin pada orang dewasa dengan batas atas berbentuk horizontal.

Tumbuhnya rambut pada kelamin merupakan tanda kedua dari proses kematangan organ seksual. Rata-rata, rambut kelamin tumbuh ketika pada anak yang berusia 11 dan 12 tahun dan pola pertumbuhan bentuk segitiga kelamin perempuan berkembang pada usia 14 tahun. Tahapan pertumbuhan rambut kelamin yang dikembangkan oleh Tanner (1962) memberikan informasi yang sangat penting bagi perkembangan seksual.
Perubahan alat kelamin pada perempuan merupakan penanda ketiga dari proses kematangan organ reproduksi. Organ-organ seksual eksternal (seperti vulva, mons, bibir vagina, dan klitoris) bertambah ukurannya dan menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan. Organ-organ seksual internal juga perlahan-lahan mengalami perubahan. Uterus atau rahim dan indung telur mengalamai pertambahan berat. Rahim berubah menjadi besar dan bertambah berat. Ukuran vagina bertambah dan indung telur, meskipun secara struktur telah lengkap sejak bayi, akan terus bertambah sepanjang masa remaja. Menstruasi akan terjadi setelah dua tahun perempuan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, namun hal ini tidak menandai proses awal kematangan organ reproduksi.
2.        Laki-Laki
Pubertas pada anak laki-laki dimulai dengan berkembangnya testis. Peningkatan pertumbuhan testis pada anak laki-laki dimulai pada usia 11.5 tahun dan bisa juga berkisar pada usia 10 sampai 14 tahun (Tanner, 1962). Pertumbuhan ini akan berlangsung hingga anak memasuki usia 14 dan 18 tahun (Katchadourian, 1977). Seperti halnya kelenjar reproduksi laki-laki, testis memproduksi sperma dan hormon-hormon seksual pada laki-laki. Kemampuan laki-laki melakukan ejakulasi merupakan merupakan fungsi dari kelenjar prostat, yang akan terus berkembang selama masa remaja. Ejakulasi adalah sebuah proses psikologis yang biasanya terjadi ketika anak laki-laki mengalami mimpi basah atau ketika melakukan masturbasi yang dimulai pada usia 12 tahun. Sperma yang sudah matang akan dikeluarkan melalui proses ejakulasi anak laki-laki yang berusia 15 sampai 17 tahun.
Pertumbuhan rambut kelamin dimulai ketika anak laki-laki memasuki usia 10 tahun dan paling lambat usia 15 tahun. Sama halnya seperti tahapan perkembangan kematangan seksual pada perempuan, Tanner juga mengembangkan lima tahapan perkembangan pada laki-laki (dapat dilihat pada tabel 15.4). Pertumbuhan rambut kelamin sempurna/sudah matang, akan terus berlangsung hingga anak memasuki pertengahan usia 20 tahun dan wilayah perkembangan organ seksual tidak dijelaskan dengan detil seperti halnya pada tahapan perkembangan pada perempuan. Mungkin ada beberapa tahapan perkembangan testis tanpa tumbuhnya rambut kelamin (Biro dkk, 1995).
Organ seksual eksternal seperti penis dan scrotum (kantung kemaluan), sedikit mengalami perubahan sepanjang masa kanak-kanak. Penis akan mulai berkembang setahun setelah pertumbuhan testis dan pertumbuhan rambut pada kelamin. Kantung kemaluan/scrotum pertama kali akan bertambah besar dan kemudian memperpadat bentuk penis. Ukuran dan bentuk penis laki-laki tidak dikaitkan dengan bentuk fisik dan kejantanan seorang laki-laki (Masters dan Johnson, 1970).
Ciri-ciri fisik yang menandai atau menunjukkan jenis kelamin seperti rambut pada ketiak, rambut pada wajah dan perubahan suara merupakan aspek-aspek yang dikaitkan dengan proses kematangan reproduksi. Rambut pada ketiak dan wajah mulai tumbuh sekitar dua tahun setelah pertumbuhan rambut pada kelamin. Rambut yang tumbuh pada wajah, yang merupakan lambang kejantanan laki-laki, pertama kali tumbuh di wilayah bagian atas dari bibir (kumis). Kemudian rambut ini akan tumbuh di wilayah pipi bagian atas yang posisinya sejajar dengan bawah telinga (jambang) dan selanjutnya akan tumbuh di bawah bibir bawah. Ada tahap akhir, rambut pada wajah tumbuh dan menyebar di wajah bagian bawah dan dagu, yang akan membentuk jenggot (Katchadourian, 1997). Rambut pada ketiak tumbuh seiring dengan tumbuhnya rambut pada wajah dan rambut pada bagian tubuh seperti kaki dan tangan akan tumbuh dan menyebar setelah masa pubertas.

Tabel 15.4
Tahapan Perkembangan Alat Kelamin Pria dan
Perkembangan Rambut Kelamin
Perkembangan Alat Kelamin
Pertumbuhan Rambut Kelamin
Tahapan
Periode sebelum pubertas—ukuran testis dan penis masih menyerupai ukuran pada anak-anak.
Periode sebelum pubertas—belum ada rambut pada kelamin
Testis bertambah besar dan kulit kemaluan berubah menjadi agak gelap dan berubah menjadi kasar.
Rambut kelamin pada awalnya tumbuh pada  kulit dasar penis.
Lanjutan dari tahapan ke-2 yang berkembang seiring dengan bertambahnya ukuran panjang penis
Bertambahnya rambut pada kelamin dan adanya pigmentasi, kasar dan berbentuk keriting.
Bertambahnya ukuran penis dan proses pigmentasi kulit scrotum
Rambut kelamin pada orang dewasa, tetapi pada area yang terbatas.
Alat kelamin pria dewasa
Rambut kelamin pada orang dewasa dengan batas atas berbentuk horizontal.

3.        Penilaian Kematangan
Penilaian kematangan adalah suatu proses penentuan sejauh mana seseorang mengalami proses kematangan fisiknya. Keragaman teknik, termasuk penilaian seputar masa pubertas, rangka tubuh, hingga wilayah gigi, mengukur sistem bagian tubuh tertentu terhadap faktor kematangan. Sayangnya, proses penilaian ini tidak digunakan dalam menilai fisik atlet muda. Dalam hal ini, usia merupakan faktor yang paling sering digunakan untuk mengukur kematangan seseorang. Meskipun penilaian kematangan ini menghabiskan banyak waktu, mahal, dan sangat merepotkan,
Caine dan Broekhoff (1987) memberikan argumen yang sangat meyakinkan mengenai standar penilaian kematangan dalam pengujian fisik atlet. Mereka menyatakan bahwa tahapan kematangan seputar masa pubertas yang dikembangkan oleh Tanner (1962) dapat digunakan dengan mudah dan efektif. Untuk mengakomodasi faktor sosial budaya dan untuk menghindari kebingungan, orang tua dapat ditanya sebagai upaya penilaian kematangan seputar pubertas anak mereka atau atlet muda dapat menilai tingkat kematangannya berdasarkan skala perkembangan dan pertumbuhan rambut kelamin. Duke dkk (1980) dan Kreipe dan Gewanter (1983) menyatakan hubungan antara tahap penilaian diri sendiri dan tahap penilaian yang dilakukan ahli mengenai perkembangan rambut kelamin.
Keuntungan penilaian kematangan sangat jelas. Pertama, melalui penilaian ini kita dapat mengurangi resiko cedera pada atlet ketika melakukan olahraga. Kedua, penilaian ini dapat digunakan sebagai alat untuk membatasi atau mendiskualifikasi atlet yang tidak berkompeten. Ketiga, penilaian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi periode kecepatan pertumbuhan dan untuk membatasi aktivitas olahraga yang mengharuskan adanya gerakan tubuh yang berlebihan seperti senam, renang, dan balet.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Perkembangan pada masa remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal (12/13 – 17/18 tahun). Ada beberapa ciri-ciri utama dan umum periode pubertas, dimana pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Dikatakan tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja dimilikinya pula. Selain itu, pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.
Pubertas dan kematangan organ seksual merupakan dua hal yang berbeda. Kematangan organ reproduksi berkembang setelah anak memasuki masa awal pubertas. Menstruasi pada anak perempuan dan ejakulasi pada anak laki-laki bukan merupakan indikasi matangnya organ seksual/reproduksi. Perkembangan kematangan sel telur dan sel sperma merupakan ciri khas dari matangnya organ reproduksi.
Penilaian kematangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi resiko terjadinya cedera pada atlet. Meskipun penilaian terhadap masa pubertas cenderung sangat rumit, namun penilaian ini sangat valid dan reliabel dalam menentukan tingkat kematangan individu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar