PERTUMBUHAN REMAJA, MASA PUBERTAS DAN KEMATANGAN ORGAN REPRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Periode atau
masa yang kita kenal sebagai masa remaja dipengaruhi oleh faktor biologis dan
budaya. Pengaruh faktor biologis akan terlihat pada akhir masa kanak-kanak dan
masa pubertas awal diawali dengan kematangan organ seksual. Pengaruh faktor
budaya akan terlihat pada akhir masa remaja sementara masa dewasa diawali
dengan adanya ketergantungan emosional dan finansial dari keluarganya. Pada
masyarakat di Amerika Utara sekarang, periode masa remaja lebih lama
dibandingkan dengan 50–100 tahun yang lalu.
Trend yang
berkembang mengenai kematangan biologis selama lebih dari 100 tahun yang lalu
manunjukkan berkurangnya rata-rata usia pubertas. Masa remaja yang biasanya di
alami anak pada usia 13–18 tahun, namun sekarang kematangan seksual akan
berlangsung pada anak yang berusia 8 tahun, lebih awal dari usia remaja pada
umumnya.
Perubahan yang
sangat besar akan muncul selama masa remaja. Pertumbuhan fisik yang menonjol
pada remaja, masa pubertas awal dan kematangan seksual merupakan bentuk-bentuk
perubahan biologis utama pada masa remaja. Masing-masing bagian perkembangan
ini akan dijelaskan pada pembahasan di
bawah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam makalah ini adalah “Apa yang menjadi karakteristik pertumbuhan remaja, masa pubertas dan kematangan
organ reproduksi?”
C. Tujuan
Pembahasan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Kurva
normal dan pergeseran titik pada kurva serta grafik kecepatan pertumbuhan pada
manusia.
2. Keragaman
kematangan biologis berdasarkan penggolongan jenis kelamin.
3. Karakteristik
pertumbuhan pada remaja.
4. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan pubertas awal.
5. Faktor-faktor
hormonal yang berkaitan dengan perkembangan pubertas awal.
6. Perbedaaan
antara ‘masa pubertas’ dan ‘kematangan organ reproduksi’
7. Grafik pemetaan
urutan proses kematangan organ reproduksi
8. Konsep
sterilitas reproduksi remaja
9. Tahapan-tahapan
kematangan organ seksual digunakan sebagai teknik penilaian kematangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuhan Anak Remaja
Masa remaja awal
ditandai dengan peningkatan pada tinggi dan berat. Masa awal, keberlangsungan
dan intensitas pertumbuhan fisik yang menonjol pada remaja ini secara genetik
didasarkan pada individu itu sendiri. Unsur genotip pada seseorang merupakan
faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan. Sementara unsur fenotip pada tiap
individu (meliputi kondisi lingkungan) juga memiliki pengaruh besar pada
pencapaian pertumbuhan pada remaja.
Genotip pada
seorang remaja memegang peranan penting dalam menentukan ukuran tubuh,
kematangan rangka tubuh, serta kematangan organ seksual. Pertambahan tinggi, panjang lengan, dan kaki ditentukan
oleh faktor-faktor genetik. Sama halnya dengan proses pembentukan
tulang, masa pubertas awal dan proses penyebaran lemak ke seluruh bagian tubuh,
merupakan pengaruh dari genotip. Sebaliknya, lingkungan akan mempengaruhi
seberapa dekat seseorang dengan faktor genetiknya.
1.
Tinggi
Karena adanya
interaksi antara genotip dengan faktor lingkungan, maka keragaman dalam proses
pertumbuhan muncul dalam diri individu-individu selama masa remajanya. Tetapi,
periode percepatan pertumbuhan berlangsung pada akhir masa kanak-kanak, periode
ini dikenal dengan berbagai macam istilah yaitu pertumbuhan fisik yang
menonjol pada remaja, periode percepatan pertumbuhan pada masa remaja
awal, dan periode seputar masa remaja. Istilah periode “tumbuh seperti
tumbuhan” dimulai dengan faktor kematangan organ seksual. Oleh karena itu,
untuk memenuhi tujuan pembahasan ini, maka kita akan merujuk pada pertumbuhan
fisik yang menonjol pada remaja.
Pertumbuhan yang
menonjol pada remaja (periode seputar masa pubertas) merupakan sebuah periode
yang berlangsung sekitar 4,5 tahun.
Rata-rata, anak laki-laki mulai mengalami pertumbuhannya pada usia sekitar 11
tahun, mencapai puncak kecepatan pertambahan tinggi pada usia 13 tahun, dan
kecepatan pertambahan tinggi ini akan menurun ketika memasuki usia 15 tahun. Puncak kecepatan pertambahan tinggi
merujuk pada rata-rata maksimum pertumbuhan tinggi per tahun selama pertumbuhan
fisik masa remaja. Perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cukup menonjol 2
tahun lebih awal dari laki-laki yaitu pada usia 9 tahun, mencapai kecepatan
pertambahan tinggi pada usia 11 tahun dan kecepatan ini akan menurun pada usia
13 tahun (Malina dan Bouchard, 1991).
Pertumbuhan ini akan tetap berlanjut hingga akhir masa pertumbuhan remaja
tetapi sebagian besar pertumbuhan ini berlangsung dengan lambat. Laki-laki
cenderung mencapai tinggi maksimumnya pada usia sekitar 18 tahun. Sedangkan
perempuan mencapai tinggi maksimumnya pada usia 16 tahun (Malina dan Bouchard).
Usia-usia yang disebutkan di atas hanyalah merupakan
perkiraan pencapaian tinggi maksimum. Ada variasi dari masing-masing individu
dalam mencapai tinggi maksimumnya, dan sebagian besar studi mengenai
pertumbuhan terhenti ketika partisipan dalam penelitian ini meninggalkan
usia sekolah menengahnya. Pertambahan tinggi pada laki-laki dan perempuan akan
terus berlanjut dengan kecepatan sedang beberapa tahun setelah mereka melewati
usia sekolah menengah.
Pertumbuhan
fisik yang menonjol pada masing-masing individu sangat bervariasi. Sementara
beberapa remaja telah mengalami proses pertumbuhan sempurna, remaja lainnya
baru memulai proses pertumbuhannya. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa
pertumbuhan itu dipengaruhi oleh faktor pertambahan
usia tetapi tidak bergantung pada usia. Kita sebaiknya tidak perlu
bergantung pada usia ketika ingin memilih tim olahraga remaja. Untuk memilih
tim olahraga yang berkompeten seharusnya didasarkan pada standar lain selain
usia. Karena belum tentu anak yang berusia
lebih tua memiliki kemampuan yang sangat baik daripada anak yang masih berusia
lebih muda.
Gambar 15.1
menunjukkan pola pertumbuhan dua individu dengan bentuk garis membujur
(anak-anak Gallahue yaitu David Lee dan Jennifer). Ukuran tinggi, berat dan
lingkar pinggang per tahun diambil dari usia kanak-kanak hingga usia remaja.
Meskipun kurva ini tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai proses
pertumbuhan dua individu ini, gambar 15.1 ini menunjukkan jarak masing-masing
titik tinggi yang dicapai pada dua individu ini. Melalui kurva ini bisa dilihat
bahwa pada usia yang sama yaitu 9 tahun, Jennifer lebih tinggi dari saudaranya
David Lee. Tetapi begitu keduanya menginjak usia 10 tahun, David Lee melebihi 4
inci lebih tinggi dari Jennifer (10.2 cm). Melalui kurva ini, kita juga bisa
melihat bahwa pada usia sekitar 9 dan 11 tahun, pertambahan tinggi David Lee
mencapai 10 inci (25.4 cm), sementara saudaranya, Jennifer hanya bertambah
sekitar 3 inci (7.6 cm) dalam usia yang sama. Pertumbuhan usia remaja Jennifer
mencapai kecepatan tertinggi ketika ia berusia antara 11 dan 12 tahun yaitu 3
inci (7.6 cm), dan kecepatan pertumbuhan ini akan berkurang ketika ia akan
mengalami menstruasi dan akan stabil pada usia 16 tahun. Sama halnya dengan
Jennifer, kurva kecepatan pertambahan tinggi David Lee akan mengalami penurunan
meskipun tiap tahunnya ia masih tetap bisa bertambah tinggi hingga ia berusia
19 tahun.
Proses-proses
yang terjadi selama perkembangan masa remaja saling bergantung sama lain. Untuk
laki-laki, sebagian besar pertumbuhannya bersamaan dengan munculnya rambut ketiak
dan rambut kelamin. Untuk perempuan, puncak pertumbuhan pada masa remajanya
adalah ketika ia mengalami menstruasi. Perempuan yang mengalami
pertumbuhan lebih awal cenderung mengalami menstruasi lebih awal pula dari
perempuan lainnya (Tanner, 1989).
Pencapaian
tinggi maksimum usia dewasa cenderung lebih menarik daripada remaja. Ada
sejumlah rumusan prediksi tinggi yang akan dicapai ketika remaja akan memasuki
usia dewasanya. Kita dapat mengetahui berapa tinggi yang akan dicapai nanti
oleh remaja ketika ia memasuki usia dewasanya, berdasarkan data tinggi yang
diperoleh pada masa remajanya.
Tabel
15.1 merupakan bagan persentil ekuivalen untuk tinggi dalam satuan
inci/sentimeter pada anak perempuan dan anak laki-laki yang berusia 12 sampai
17 tahun. Bagan ini dapat digunakan untuk memprediksi tinggi yang akan dicapai
nanti ketika dewasa dan juga dapat digunakan untuk menentukan persentil
ekuivalen dari individu jika dibandingkan dengan anak remaja dari Amerika
Serikat. Misalnya, laki-laki pada persentil 24 pada usia 12 tahun (57.8
inci/146.8 cm) akan tetap dalam persentil yang sama dan dapat mencapai tinggi
sekitar 67 inci (170 cm) pada usia 17 tahun. Hal ini tentunya membuat anak
laki-laki tersebut terlihat 2 inci (5 cm) lebih pendek dari rata-rata usia remaja
laki-laki 17 tahun di Amerika Utara yang bisa mencapai 69.2 inci/175.8 cm dan
sekitar 3 inci (7.6 cm) lebih tinggi dari rata-rata usia remaja perempuan di
Amerika Utara yaitu 64.3 inci/163.3 cm. Pengaruh faktor genetik pada
pencapaian tinggi sangat besar, tetapi mungkin akan sedikit berubah jika
individu mengatur pola makan atau memiliki gaya hidup yang berbeda sehingga
akan sedikit bervariasi prediksi pertumbuhan yang akan terjadi pada individu
tersebut. Gambar 10.1 dan 10.3 pada hal. 166 dan 168 menggambarkan nilai
rata-rata tinggi laki-laki dan perempuan dari usia 2 sampai 20 tahun yang
didasarkan pada data statistik Pusat Kesehatan Nasional pada tahun 2000.
Tabel
15.1
Tinggi
Remaja dari Usia 12 – 17 Tahun dalam Satuan Inci/Sentimeter Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Usia
Jenis Kelamin
dan Usia
|
Nilai Rata-Rata
|
Persentil
|
||||||
5
|
10
|
25
|
50
|
75
|
90
|
95
|
||
Laki-Laki
12 tahun
13 tahun
14 tahun
15 tahun
16 tahun
17 tahun
|
60.0/152.4
62.9/159.8
65.6/166.6
67.5/171.5
68.6/174.2
69.1/175.5
|
54.6/138.7
57.2/145.3
59.9/152.1
62.4/158.5
64.1/162.8
64.1/162.8
|
55.7/141.5
58.3/148.1
60.9/154.7
63.7/161.8
65.2/165.6
65.7/166.9
|
57.8/146.8
60.4/153.4
63.2/160.5
65.7/166.9
67.0/170.2
67.2/170.7
|
60.0/152.4
62.8/159.5
66.1/167.9
67.8/172.2
68.7/174.5
69.2/175.8
|
61.9/157.2
65.4/166.1
68.1/173.0
69.3/176.0
70.4/178.8
70.9/180.1
|
64.0/162.6
68.0/172.7
69.8/177.3
71.0/180.3
72.1/183.4
72.6/184.4
|
65.2/165.6
68.7/174.5
70.7/179.6
72.1/183.1
73.1/185.7
73.7/187.2
|
Perempuan
12 tahun
13 tahun
14 tahun
15 tahun
16 tahun
17 tahun
|
61.1/155.2
62.5/158.8
63.5/161.3
63.9/162.3
64.0/162.6
64.1/162.8
|
55.8/141.7
57.8/146.8
59.6/151.4
59.6/151.4
59.7/151.6
60.0/152.4
|
57.4/145.8
58.9/149.6
60.5/153.7
60.3/153.2
60.7/154.2
60.9/154.7
|
59.5/151.1
60.7/154.2
61.9/157.2
62.0/157.5
62.4/158.5
62.3/158.2
|
61.2/155.4
62.6/159.0
63.5/161.3
63.9/162.3
64.2/163.1
64.3/163.3
|
63.0/160.0
64.4/163.6
65.2/165.6
65.8/167.1
65.6/166.6
65.9/167.4
|
64.6/164.1
66.0/167.6
66.7/169.4
67.2/170.7
67.2/170.7
67.4/171.2
|
65.9/167.4
66.9/169.9
67.4/171.2
68.1/173.0
68.1/173.0
68.1/173.0
|
Sumber: data
Tinggi dan Berat Remaja berusia 12-17 Tahun dalam Data Statistik Kesehatan dan
Vital, 11, nomor 124, Pelayanan Kesehatan Publik Amerika Serikat
Steroid
yang digunakan oleh remaja selama masa pertumbuhannya mungkin memiliki pengaruh
kuat pada pencapaian tinggi. Steroid yang digunakan oleh anak-anak yang belum
memasuki pubertas dapat menyebabkan epiphyses pada tulang panjang
ketika akan bergabung/menjadi padat. Beberapa produk yang mengandung steroid
lainnya telah ditetapkan dalam resep obat oleh para dokter untuk merangsang
pertumbuhan pada laki-laki yang memiliki tinggi yang cukup pendek. Hambatan dalam pertumbuhan dapat dilihat pada anak-anak yang menderita
penyakit asma yang disebabkan karena
konsumsi obat yang mengandung corticosteroid.
Penelitian lanjutan sangat penting untuk dilakukan untuk menentukan pengaruh
jangka panjang dari penggunaan steroid pada tinggi remaja. Dosis
dan jenis steroid yang digunakan harus diteliti lebih lanjut
sebelum memberikan simpulan yang jelas.
2.
Berat
Perubahan berat
pada remaja sangat besar. Untuk perempuan dan laki-laki, pertambahan berat
cenderung berada pada garis yang sama (jika dilihat dalam kurva) seperti halnya
pada pertambahan tinggi. Anak laki-laki cenderung mencapai puncak kecepatan
pertambahan berat tertinggi daripada anak perempuan. Jika dilihat pada
kurva, puncak pertambahan berat terlihat berdekatan dengan puncak pertambahan
tinggi pada anak laki-laki (Malina dan Bouchard, 1991). Pertambahan berat
pada remaja pada umumnya dipengaruhi oleh pertambahan tinggi dan ukuran otot.
Massa lemak cenderung bersifat stabil. Pada remaja perempuan, pertambahan
tinggi sangat dipengaruhi oleh massa lemak dan ukuran tinggi, dan sedikitnya
dipengaruhi oleh ukuran otot. Kematangan rangka tubuh, yang meningkat baik
dalam jaringan otot dan lemak serta pertumbuhan organ tubuh, juga memberikan
pengaruh pada pertambahan berat baik pada remaja perempuan dan laki-laki.
Kita sebaiknya
tidak terlalu banyak bergantung dan percaya pada kurva pertambahan berat anak
remaja karena berat menunjukkan sebuah kombinasi antara proses-proses yang
berlangsung selama masa pertumbuhan dan hasilnya informasi nilai sangat
terbatas. Misalnya, kegagalan dalam menambah berat badan dan kehilangan
berat mungkin merupakan akibat dari keseringan anak remaja melakukan diet dan
latihan-latihan fisik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius. Pertambahan
berat pada remaja akan dipengaruhi oleh diet, latihan-latihan fisik, dan juga
gaya hidup mereka seperti halnya pengaruh dari faktor keturunan. Sekitar 11
persen remaja di Amerika Serikat (12–17 tahun) dilaporkan mengalami kelebihan
berat badan, yang meningkat dari persentase sebelumnya pada tahun 1960-an dan
1970-an yaitu sekitar 5% (Kipke, 1999).
Pada usia 10
tahun, anak laki-laki mencapai sekitar 55% berat ideal mereka sementara anak
perempuan sekitar 60% (Data Statistik Pusat Kesehatan Nasional pada tahun
2000). Sebelum memasuki usia 10 tahun, berat rata-rata laki-laki dan perempuan
hampir sama, dimana laki-laki hanya sedikit lebih berat. Tetapi, selama
pertumbuhan masa remaja anak perempuan biasanya memiliki berat yang lebih
daripada laki-laki sebayanya dan biasanya akan bertambah hingga memasuki usia
14 tahun dan kemudian mulai berangsur-angsur terhenti pertambahan beratnya.
Sementara anak laki-laki akan tetap mengalami pertambahan berat badannya hingga
memasuki usia sekitar 22 tahun.
Dari penjelasan
di atas, kita dapat melihat adanya perubahan kesehatan pada remaja, faktor
sosial-ekonomi, faktor genetik dan perubahan pola aktivitas yang dilakukan oleh
remaja tersebut. Dalam hal ini, berat
merupakan faktor penting bagi remaja. Biasanya anak remaja memiliki obsesi yang
sangat besar untuk memiliki berat yang ideal. Untuk itu, kita harus hati-hati
dalam membantu anak remaja untuk memahami perubahan dalam tubuh mereka dan
tidak melampaui batas yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan dengan cara
mengontrol pertambahan berat dengan baik.
3.
Jantung dan Paru-Paru
Perubahan besar
yang terjadi pada berat dan tinggi pada remaja dapat diamati dengan mudah
selama masa remaja, namun bagaimana dengan bagian tubuh lainnya yang tidak
terlihat tetapi sama pentingnya? Perkembangan pada jantung dan paru-paru
merupakan proses yang dramatik dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan
kapasitas remaja pada umumnya.
Ukuran jantung
meningkat sekitar ½ dari ukuran awal dan beratnya bertambah hampir dua kali
lipat selama masa remaja (Malina dan Bouchard, 1991). Anak perempuan cenderung
memiliki ukuran jantung yang lebih kecil daripada anak laki-laki pada masa
kanak-kanak, namun kemudian mereka mengalami pertambahan ukuran jantung lebih
awal dari laki-laki. Meskipun kecepatan detak jantung dikaitkan dengan ukuran
tubuh secara keseluruhan, namun kita dapat melihat adanya penurunan kecepatan
detak jantung sepanjang proses pertumbuhan. Pada usia 10 tahun, kecepatan
detak jantung pada laki-laki sekitar 30-50 kali denyutan per menit, lebih
lambat dari perempuan. Pada akhir usia remaja, denyutan jantung pada anak
laki-laki akan mencapai 57-60 denyutan per menit sementara anak perempuan
sekitar 62-63 denyutan per menit (Malina dan Bouchard). Tekanan darah systolic
(kontraksi jantung normal ketika darah dipompa dari jantung ke pembuluh nadi)
meningkat secara stabil sepanjang masa remaja dan bertambah dengan cepat selama
pubertas sebelum akhirnya kecepatan tersebut berkurang pada akhir masa remaja
(Katchadourian, 1977).
Pertumbuhan
paru-paru berada pada level yang sama dengan jantung selama masa remaja. Tetapi
ukuran paru-paru dan kapasitas respiratornya meningkat dengan cepat setelah
periode pertumbuhan gradual pada masa kanak-kanak. Proses respirasi paru-paru
menurun sepanjang masa kanak-kanak dan pubertas pada anak laki-laki dan
perempuan. Tetapi, kapasitas vital (jumlah udara yang dihirup ketika bernafas)
meningkat dengan cepat pada anak laki-laki pada usia 12 tahun, meskipun pada
dasarnya proses yang terjadi pada anak laki-laki dan perempuan hampir sama
sebelum mereka memasuki masa pubertas (Katchadourian, 1977).
B.
Pubertas
Pubertas awal
biasanya disebut sebagai pubescence (datangnya masa pubertas). Pubescence
adalah periode awal masa remaja. Selama masa pubescence, ciri-ciri fisik
yang menandai jenis kelamin akan mulai tampak, misalnya kematangan organ-organ
seksual, perubahan dalam sistem hormon endokrin dan selanjutnya pertumbuhan
besar akan terjadi pada remaja. Anak remaja perempuan dianggap mengalami
penundaan pubertas ketika pertumbuhan payudara belum dimulai pada usia 13.3
tahun (Sperling, 1996). Setelah dilakukan pengujian secara medis, ternyata
menunjukkan hanya sekitar 1% anak perempuan menunjukkan tanda-tanda pubertas
sebelum usia 8 tahun (Kaplowitz dan Oberfield, 1999). Penelitian terakhir yang
dilakukan telah menimbulkan spekulasi bahwa pubertas awal akan terjadi lebih
awal pada anak perempuan. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh
Herman-Giddens dan teman-temannya (1997) pada 17.000 anak perempuan (tidak
dipilih dengan acak), menunjukkan bahwa:
Perlu adanya
kehati-hatian dalam menyimpulkan bahwa usia pubertas normal lebih awal terjadi
pada anak perempuan sekarang daripada anak-anak perempuan pada masa lalu,
terutama karena kecepatan matangnya organ-organ seksual yang menyebabkan
menstruasi tidak berubah sejak tahun 1960 di Amerika Serikat.
Pubertas yang
paling menonjol pada anak perempuan ditandai oleh adanya menstruasi. Rata-rata,
anak perempuan di Amerika Serikat mengalami menstruasi masing-masing pada usia
12.1 pada anak kulit hitam dan usia 12.9 pada anak kulit putih (Brown dkk,
1998). Alasan mengapa ada perbedaan pada anak perempuan kulit hitam dan kulit
putih saat ini belum diketahui. Anak perempuan kulit hitam mulai mengalami
pertumbuhan pada masa pubertasnya (misalnya, tumbuhnya payudara dan rambut
kemaluan) hampir 15 bulan lebih awal daripada teman perempuan kulit putih
sebayanya. Perkembangan sel telur yang mengikuti proses menstruasi paling lama
berlangsung sekitar 2 tahun; untuk itu dapat dikatakan bahwa pubertas pada
anak perempuan belum dapat dikatakan sempurna jika kematangan organ seksual
belum berkembang dengan baik.
Kemungkinan
tertundanya menstruasi pada anak perempuan telah menjadi topik pembicaraan yang
paling sering diperdebatkan. Masalah ini telah diamati sebelumnya bahwa ketika
intensitas latihan fisik meningkat, maka usia anak yang memasuki masa
menstruasi juga bertambah dan berdasarkan hasil penemuan bahwa masa menstruasi
ini di alami oleh sebagian besar anak perempuan dari golongan kelas atas
(Stager, Robertshaw, dan Miescher, 1984). Pendapat ini didukung oleh data masa
lampau yang membandingkan usia menstruasi pada atlet dan yang bukan atlet. Data
ini menunjukkan bahwa rata-rata usia menstruasi pada atlet lebih lambat dari
usia menstruasi yang bukan atlet (Malina, 1994).
Malina (1994)
memberikan beberapa penjelasan mengenai kemungkinan lambatnya menstruasi pada
atlet yang menjadi sampel pengamatannya. Ia mengatakan bahwa anak yang lambat
memasuki masa pubertas cenderung lebih tinggi dan kurus daripada anak yang
mengalami pubertas lebih awal, dan bentuk tubuh seperti ini yang biasanya lebih
banyak dipilih untuk mengikuti kompetisi olahraga. Postur tubuh yang kurus
dianggap sebagai ukuran yang ideal sehingga gerakan olahraga dapat dilakukan
dengan baik dan dapat mencapai kualitas performansi yang baik. Diet yang
dilakukan untuk mengurangi berat badan bisa menjadi penghambat datangnya menstruasi
pada anak perempuan. Selain itu, ada juga beberapa faktor yang menyebabkan
lambatnya seseorang mengalami menstruasi. Faktor-faktor ini meliputi faktor
sosialisasi, tekanan psikologis dan emosional, latar belakang keluarga, bahkan
jumlah saudara dalam keluarga seseorang (Malina dkk, 1997).
Para partisipan dalam penelitian harus mampu
mengingat kapan mereka mengalami menstruasi pertama kali. Beberapa orang
mungkin masih mengingat dengan jelas kapan pertama kalinya mereka mengalami
menstruasi. Tetapi sebagian terlihat sangat ragu-ragu ketika mengingat
peristiwa ini. Malina menyatakan bahwa pada hasil investigasinya, tidak semua
atlet perempuan mengalami keterlambatan dalam menstruasi.
Pubertas yang
paling menonjol pada anak laki-laki sedikit berbeda dari anak perempuan. Salah
satunya adalah dengan adanya ejakulasi pertama (keluarnya air mani) yang
dirasakan oleh anak laki-laki. Namun sama halnya dengan proses menstruasi pada
perempuan, ejakulasi ini tidak sepenuhnya menandai kematangan organ reproduksi.
Kematangan organ reproduksi dapat dilihat jika laki-laki memproduksi sel sperma
hidup. Sel sperma ini biasanya muncul pada anak laki-laki yang berusia 13 dan
16 tahun.
1.
Urutan Periode Pubertas
Selama masa bayi
dan kanak-kanak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan tumbuh dan
berkembang dengan tingkat yang sama. Mereka hanya memiliki sedikit perbedaan
pada tinggi, berat, dan ukuran jantung serta paru-paru, namun komposisi
tubuhnya pada dasarnya sama. Pada usia 10 tahun, anak-anak mencapai sekitar 80%
tinggi maksimumnya dan lebih dari 80% mencapai berat maksimumnya. Namun ketika
anak-anak melewati usia 10 tahunnya, maka akan terjadi perubahan tidak hanya
pada ukuran tubuh tetapi juga pada kematangan organ seksualnya. Pubertas awal
menandai transisi atau perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Sebenarnya, kapan proses ini dimulai dan faktor apakah yang menjadi awal dari
proses ini masih kurang jelas. Kita tahu bahwa waktu terjadinya proses
pertumbuhan pada setiap individu sangat bervariasi dan bisa dimulai lebih awal
pada usia 8 tahun pada anak perempuan dan 9 tahun pada anak laki-laki, dan
paling lambat masing-masing pada usia 13 dan 15 (Kipke, 1999).
Jika dilihat
dari urutannya, pertumbuhan pada remaja laki-laki didahului dengan pertumbuhan
testis dan bersamaan dengan membesarnya ukuran penis. Pertumbuhan ini diikuti
dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan. Rambut pada ketiak kemudian
berangsur-angsur tumbuh, seiring dengan berubahnya suara. Kematangan sperma dan
organ-organ seksual selanjutnya berkembang dan diikuti dengan munculnya
rambut-rambut halus pada wajah dan bagian tubuh lainnya.
Urutan
pertumbuhan pada anak perempuan juga dapat diperkirakan. Puting susu yang mulai
menonjol mengawali proses membesarnya ukuran payudara. Proses menonjolnya
puting susu pada payudara berjalan seiring dengan tumbuhnya rambut kemaluan dan
diikuti oleh pertumbuhan kelamin. Kemudian, rambut pada ketiak akan tumbuh dan
akan mengalami menstruasi yang kemudian diikuti dengan perkembangan sel telur.
Urutan perkembangan pubertas pada anak laki-laki dan perempuan dapat kita lihat
pada tabel 15.2 berikut ini.
Tabel 15.2
Urutan
Proses yang Menandai Pubertas
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Usia
|
· Pertumbuhan
testis
|
· Pertumbuhan
fisik yang menonjol
· Menonjolnya
puting susu
|
9-10
10-11
|
· Pertumbuhan
fisik yang menonjol
· Tumbuhnya
rambut pada kemaluan
|
· Membesarnya
payudara
· Tumbuhnya
rambut pada kemaluan
· Puncak
pertumbuhan
· Tumbuhnya
rambut ketiak
· Menstruasi
|
11-12
12-13
|
· Pertumbuhan
penis dan testis
· Puncak
pertumbuhan
· Tumbuhnya
rambut ketiak
· Perubahan
suara
· Produksi
sperma yang telah matang (akhir masa pubertas)
|
· Produksi
sel telur matang (akhir masa pubertas)
· Jerawat
· Perubahan
suara
· Tumbuhnya
rambut pada kemaluan serta semakin membesarnya payudara
|
13-14
14-15
15-16
|
· Tumbuhnya
rambut pada wajah
· Tumbuhnya
rambut pada tubuh
· Pertumbuhan
rambut pubis
· Terhentinya
pertumbuhan rangka tubuh
|
· Terhentinya
pertumbuhan rangka tubuh
|
16-17
18-19
|
2.
Pengaruh Faktor
Hormonal
Pubertas awal
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi faktor genetik memegang peranan
yang paling dominan dari semua faktor ini. Misalnya, anak remaja perempuan
China cenderung mengalami menstruasi lebih awal daripada anak remaja perempuan
asli Eropa (Huen dkk, 1997), dan remaja perempuan kulit hitam lebih dulu
mengalami menstruasi daripada remaja perempuan kulit putih (Brown dkk, 1998).
Proses-proses yang terjadi selama pubertas sangat erat kaitannya antara dua
anak kembar yang hampir sama daripada dua anak kembar yang tidak sama (Tanner,
1989). Faktor-faktor dalam lingkungan juga memiliki pengaruh yang sangat besar
selama pubertas.
Sistem endokrin
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan proses
kematangan. Malina (1986) mengatakan bahwa “sekresi endokrin sangat kuat
dipengaruhi oleh mekanisme genetik. Susunan urat syaraf juga terlibat dalam
mengatur proses atau sistem endokrin” (hal.24). Ada sebuah hubungan yang sangat
erat dan kompleks antara sistem endokrin, susunan urat syaraf dan gonad
(kelenjar-kelenjar seks) yang mempengaruhi menstruasi.
Kelenjar lendir,
yang terletak di bawah otak, juga memiliki pengaruh yang sangat penting. Ketika
hypothalamus
(bagian otak dalam sistem syaraf pusat) telah matang, ia akan menyembunyikan
hormon yang berfungsi merangsang kelenjar lendir untuk memulai proses keluarnya
hormon Gonadotropik (GnRH). Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar lendir
memiliki pengaruh dalam merangsang kelenjar endokrin lainnya yang berfungsi
dalam pertumbuhan dan hormon seksual. Keluarnya hormon seksual mengawali atau
memulai kematangan gonad (kelenjar-kelenjar seks). Hormon estrogen (hormon pada
perempuan) membuat proses-proses selama masa pubertas menjadi jelas. Dalam hal
ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas awal dan keberlangsungannya
meliputi:
1.
Pengaruh biologis dan
genetik
2.
Stres atau tekanan
3.
Gizi
4.
Diet
5.
Latihan fisik
6.
Lemak dalam tubuh
7.
Sakit yang parah
8.
Status sosial-ekonomi
9.
Racun bakteri dalam
lingkungan
C.
Kematangan Reproduksi
Pertumbuhan yang
terjadi pada masa remaja awal dan pubertas awal menandai proses transisi dari
masa kanak-kanak ke tahap kematangan organ reproduksi. Pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks (Gonad) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral
dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh lebih jauh lagi,
bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan bagian pertama remaja akhir
mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Proses transisi
dari masa kanak menuju proses kematangan organ reproduksi mengikuti pola
pertumbuhan yang dapat diprediksi pada laki-laki dan perempuan.
Pada bagian
selanjutnya kita akan merujuk pada hasil kajian yang dilakukan oleh J.M Tanner.
Selama lebih dari 40 tahun, tahapan yang dijelakan oleh Tanner tetap digunakan
sebagai standar untuk menggolongkan aspek kematangan seksual.
1.
Perempuan
Pertumbuhan payudara
menandai proses awal kematangan seksual. Perkembangan payudara mulai terlihat
pada usia 11 tahun dan proses ini akan sempurna pada usia sekitar 15 tahun,
meskipun proses ini bisa berlangsung pada anak perempuan yang berusia 8 tahun
dan berakhir hingga anak perempuan ini akan memasuki usia 18 tahun
(Katchadourian, 1977; Sperling, 1996). Perkembangan payudara telah dijelaskan
oleh Tanner dan secara garis besarnya telah dituangkan dalam tabel 15.3
sepanjang pertumbuhan rambut pada kelamin anak perempuan.
Tabel 15.3
Tahapan Perkembangan
Payudara dan Tumbuhnya Rambut Kelamin
Perkembangan Payudara
|
Pertumbuhan Rambut Kelamin
|
Tahapan
|
|
Periode sebelum pubertas—bentuk tubuh seperti anak
kecil
|
Periode sebelum pubertas—belum ada rambut pada
kelamin
|
Puting susu semakin menonjol
|
Rambut kelamin pada awalnya tumbuh pada bibir
vagina.
|
Payudara semakin membesar
|
Bertambahnya rambut pada kelamin dan adanya
pigmentasi, kasar dan berbentuk keriting.
|
Areola dan puting
susu membentuk garis batas pada payudara
|
Rambut kelamin pada orang dewasa
|
Bentuk payudara perempuan dewasa
|
Rambut kelamin pada orang dewasa dengan batas atas
berbentuk horizontal.
|
Tumbuhnya rambut
pada kelamin merupakan tanda kedua dari proses kematangan organ seksual.
Rata-rata, rambut kelamin tumbuh ketika pada anak yang berusia 11 dan 12 tahun
dan pola pertumbuhan bentuk segitiga kelamin perempuan berkembang pada usia 14
tahun. Tahapan pertumbuhan rambut kelamin yang dikembangkan oleh Tanner (1962)
memberikan informasi yang sangat penting bagi perkembangan seksual.
Perubahan alat
kelamin pada perempuan merupakan penanda ketiga dari proses kematangan organ
reproduksi. Organ-organ seksual eksternal (seperti vulva, mons,
bibir vagina, dan klitoris) bertambah ukurannya dan menjadi sangat sensitif
terhadap rangsangan. Organ-organ seksual internal juga perlahan-lahan mengalami
perubahan. Uterus atau rahim dan indung telur mengalamai pertambahan berat.
Rahim berubah menjadi besar dan bertambah berat. Ukuran vagina bertambah dan
indung telur, meskipun secara struktur telah lengkap sejak bayi, akan terus
bertambah sepanjang masa remaja. Menstruasi akan terjadi setelah dua tahun
perempuan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, namun hal ini tidak
menandai proses awal kematangan organ reproduksi.
2.
Laki-Laki
Pubertas pada
anak laki-laki dimulai dengan berkembangnya testis. Peningkatan pertumbuhan
testis pada anak laki-laki dimulai pada usia 11.5 tahun dan bisa juga berkisar
pada usia 10 sampai 14 tahun (Tanner, 1962). Pertumbuhan ini akan berlangsung
hingga anak memasuki usia 14 dan 18 tahun (Katchadourian, 1977). Seperti halnya
kelenjar reproduksi laki-laki, testis memproduksi sperma dan hormon-hormon
seksual pada laki-laki. Kemampuan laki-laki melakukan ejakulasi merupakan
merupakan fungsi dari kelenjar prostat, yang akan terus berkembang selama masa
remaja. Ejakulasi adalah sebuah proses psikologis yang biasanya terjadi ketika
anak laki-laki mengalami mimpi basah atau ketika melakukan masturbasi yang
dimulai pada usia 12 tahun. Sperma yang sudah matang akan dikeluarkan melalui
proses ejakulasi anak laki-laki yang berusia 15 sampai 17 tahun.
Pertumbuhan
rambut kelamin dimulai ketika anak laki-laki memasuki usia 10 tahun dan paling
lambat usia 15 tahun. Sama halnya seperti tahapan perkembangan kematangan
seksual pada perempuan, Tanner juga mengembangkan lima tahapan perkembangan
pada laki-laki (dapat dilihat pada tabel 15.4). Pertumbuhan rambut kelamin
sempurna/sudah matang, akan terus berlangsung hingga anak memasuki pertengahan
usia 20 tahun dan wilayah perkembangan organ seksual tidak dijelaskan dengan
detil seperti halnya pada tahapan perkembangan pada perempuan. Mungkin ada
beberapa tahapan perkembangan testis tanpa tumbuhnya rambut kelamin (Biro dkk,
1995).
Organ seksual
eksternal seperti penis dan scrotum (kantung kemaluan), sedikit
mengalami perubahan sepanjang masa kanak-kanak. Penis akan mulai berkembang
setahun setelah pertumbuhan testis dan pertumbuhan rambut pada kelamin. Kantung
kemaluan/scrotum pertama kali akan bertambah besar dan kemudian
memperpadat bentuk penis. Ukuran dan bentuk penis laki-laki tidak dikaitkan
dengan bentuk fisik dan kejantanan seorang laki-laki (Masters dan Johnson,
1970).
Ciri-ciri fisik
yang menandai atau menunjukkan jenis kelamin seperti rambut pada ketiak, rambut
pada wajah dan perubahan suara merupakan aspek-aspek yang dikaitkan dengan
proses kematangan reproduksi. Rambut pada ketiak dan wajah mulai tumbuh sekitar
dua tahun setelah pertumbuhan rambut pada kelamin. Rambut yang tumbuh pada
wajah, yang merupakan lambang kejantanan laki-laki, pertama kali tumbuh di
wilayah bagian atas dari bibir (kumis). Kemudian rambut ini akan tumbuh di
wilayah pipi bagian atas yang posisinya sejajar dengan bawah telinga (jambang)
dan selanjutnya akan tumbuh di bawah bibir bawah. Ada tahap akhir, rambut pada
wajah tumbuh dan menyebar di wajah bagian bawah dan dagu, yang akan membentuk
jenggot (Katchadourian, 1997). Rambut pada ketiak tumbuh seiring dengan
tumbuhnya rambut pada wajah dan rambut pada bagian tubuh seperti kaki dan
tangan akan tumbuh dan menyebar setelah masa pubertas.
Tabel 15.4
Tahapan Perkembangan
Alat Kelamin Pria dan
Perkembangan Rambut
Kelamin
Perkembangan Alat Kelamin
|
Pertumbuhan Rambut Kelamin
|
Tahapan
|
|
Periode sebelum pubertas—ukuran testis dan penis
masih menyerupai ukuran pada anak-anak.
|
Periode sebelum pubertas—belum ada rambut pada
kelamin
|
Testis bertambah besar dan kulit kemaluan berubah
menjadi agak gelap dan berubah menjadi kasar.
|
Rambut kelamin pada awalnya tumbuh pada kulit dasar penis.
|
Lanjutan dari tahapan ke-2 yang berkembang seiring
dengan bertambahnya ukuran panjang penis
|
Bertambahnya rambut pada kelamin dan adanya
pigmentasi, kasar dan berbentuk keriting.
|
Bertambahnya ukuran penis dan proses pigmentasi
kulit scrotum
|
Rambut kelamin pada orang dewasa, tetapi pada area
yang terbatas.
|
Alat kelamin pria dewasa
|
Rambut kelamin pada orang dewasa dengan batas atas
berbentuk horizontal.
|
3.
Penilaian Kematangan
Penilaian
kematangan adalah suatu proses penentuan sejauh mana seseorang mengalami proses
kematangan fisiknya. Keragaman teknik, termasuk penilaian seputar masa
pubertas, rangka tubuh, hingga wilayah gigi, mengukur sistem bagian tubuh
tertentu terhadap faktor kematangan. Sayangnya, proses penilaian ini tidak
digunakan dalam menilai fisik atlet muda. Dalam hal ini, usia merupakan
faktor yang paling sering digunakan untuk mengukur kematangan seseorang.
Meskipun penilaian kematangan ini menghabiskan banyak waktu, mahal, dan sangat
merepotkan,
Caine dan
Broekhoff (1987) memberikan argumen yang sangat meyakinkan mengenai standar
penilaian kematangan dalam pengujian fisik atlet. Mereka menyatakan bahwa
tahapan kematangan seputar masa pubertas yang dikembangkan oleh Tanner (1962)
dapat digunakan dengan mudah dan efektif. Untuk mengakomodasi faktor sosial
budaya dan untuk menghindari kebingungan, orang tua dapat ditanya sebagai upaya
penilaian kematangan seputar pubertas anak mereka atau atlet muda dapat menilai
tingkat kematangannya berdasarkan skala perkembangan dan pertumbuhan rambut
kelamin. Duke dkk (1980) dan Kreipe dan Gewanter (1983) menyatakan hubungan
antara tahap penilaian diri sendiri dan tahap penilaian yang dilakukan ahli
mengenai perkembangan rambut kelamin.
Keuntungan
penilaian kematangan sangat jelas. Pertama, melalui penilaian ini kita dapat mengurangi
resiko cedera pada atlet ketika melakukan olahraga. Kedua, penilaian ini dapat
digunakan sebagai alat untuk membatasi atau mendiskualifikasi atlet yang tidak
berkompeten. Ketiga, penilaian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
periode kecepatan pertumbuhan dan untuk membatasi aktivitas olahraga yang
mengharuskan adanya gerakan tubuh yang berlebihan seperti senam, renang, dan
balet.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan
pada masa remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum, terjadi
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal
(12/13 – 17/18 tahun). Ada beberapa ciri-ciri utama dan umum periode pubertas,
dimana pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan
transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan
masa remaja. Dikatakan tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis
kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja dimilikinya pula.
Selain itu, pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat.
Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang
dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap
teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.
Pubertas dan
kematangan organ seksual merupakan dua hal yang berbeda. Kematangan organ
reproduksi berkembang setelah anak memasuki masa awal pubertas. Menstruasi pada
anak perempuan dan ejakulasi pada anak laki-laki bukan merupakan indikasi
matangnya organ seksual/reproduksi. Perkembangan kematangan sel telur dan sel
sperma merupakan ciri khas dari matangnya organ reproduksi.
Penilaian
kematangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi resiko terjadinya
cedera pada atlet. Meskipun penilaian terhadap masa pubertas cenderung sangat
rumit, namun penilaian ini sangat valid dan reliabel dalam menentukan tingkat
kematangan individu.